Senin, 02 Januari 2012

I'm Your Heart

Malam ini mataku enggan tertutup. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 01.15 dan besok aku harus ke Sekolah.
Tapi entah kenapa aku seakan memikirkan sesorang...
Ya ! Reza, aku memikirkan Reza. Seorang anak baru di kelasku yang membuatku selalu membayangkan wajahnya saat menatapku . Dia adalah Rapper salah satu BoyBand, maka dari itu gadis² di Sekolahku menamakannya 'Rapper Ganteng' karena memang title itu sesuai dengan wajahnya yang cakep.

Aku tertegun sesaat mengingat kejadian tadi siang di Sekolah, dimana pada saat jam pelajaran telah usai dia menawarkan diri untuk mengantarku pulang sebagai tanda terimakasih karena aku telah mengajarkannya pelajaran Matematika yang tidak dikuasainya.
" Rin, lo mau gak gw anter pulang ? itung² sebagai tanda makasih gw soalnya tadi lo udah ngajarin gw pelajaran mematikan itu! "
ucap Reza. Karena saat itu aku salah tingkah dan memang belum pernah menghadapi situasi semacam ini, maka dengan polosnya aku menjawab
" Ga usah Za, makasih. Aku naek angkot aja deh"
" Yah, diajakin pulang bareng malah milih naik angkot " kata Reza bingung
" Kan.. kan kita gak searah ? takut ngerepotin Za. Jadi ga usah deh, makasih ajakannya " jawabku dengan bibir bergetar karena gugup dan bingung
" Ya udah. hati² ya, thanks dah ngajarin gw tadi " Reza melangkah masuk kedalam mobil Toyota Yaris-nya dan berlalu dihadapanku sambil membunyikan klakson. Aku pun masih mematung di tempatku berdiri dalam keadaan bingung serta peluh yang menetes deras dari pelipisku karena gugup menghadapi cowok seperti Reza yang baik dan masih mau berteman dengan seorang gadis seperti aku.
" Aduuuhh, gaje banget sih gw! koq malah mikirin Si Reza? Huuhh " Aku menyadarkan diriku sendiri dari pikiranku yang selalu tertuju dengan Reza Si Rapper ganteng. senyumannya, tutur katanya dan segalanya yang dia miliki membuat aku merasa kagum dan bahkan merasa menyukainya!

" Rina, bangun. nanti kamu terlambat ke Sekolah " Seseorang mengguncang tubuhku yang tengah tertidur. Karena guncangan itu sangat mengganggu maka kupaksakan mataku untuk terbuka
" Udah jam berapa bu? " tanyaku dengan suara malas dan masih setengah sadar
" Udah jam 6! Udah cepet bangun. Koq kamu jadi malas begini sih ?! " Ibu menarik tanganku dengan kasar, mendengar jawaban Ibu aku langsung bangun dari tidurku dan berlari menuju kamar mandi.

Sesampainya di depan Sekolah aku berkali² mengucap syukur karena pintu gerbang Sekolah belum tertutup. Aku berjalan menuju kelasku, tiba² ada seseorang yang memegang bahuku 
" Rin, tumben lo telat " kata Reza dengan senyuman khasnya
" Eh, anu..Heemm, soalnya semalem tuh..." Aku menahan bicaraku ketika aku menyadari bahwa semalam yang kupikirkan adalah Reza sehingga membuatku tidur tengah malam
" Kenapa ? " Reza mengerutkan dahinya
" Oh, gak papa kok. Tadi gue telat bangun " 
" Oo, ke kelasnya barengan aja yuk. " Reza menggandeng tanganku dan menarikku menuju kelas.

Sampai di kelas, bel masuk pun berbunyi. Aku segera menuju ke bangkuku dan duduk
" Rina. Gue mau duduk deket lu, boleh ga ? " Reza menaruh tasnya d kursi sebelahku yg memang sedang kosong 
" Ya udah, terseraah " jawabku, Reza pun duduk. Ku lihat tangan Reza sibuk bergelut dengan tombol² HP nya. Aku cuma bisa melihatnya tanpa berbicara karena aku gugup dan deg-degan duduk di samping Reza, peluhku kembali menetes dari pelipisku padahal udara tidak terlalu panas dan aku tidak merasa kegerahan. Aku cuma bisa terdiam di samping Reza tanpa berbicara.
" Lu kenapa sih ? Keg orang kaget gitu ? " Reza keheranan melihat tingkahku yang mematung
" Haa? Eengg..Enggak koq. Gue gapapa koq " Mulutku bergetar
" Lu gak suka kalo gue duduk deket lo ? " Reza menatap wajahku
belum sempat aku menjawab..
" Selamat Pagi anak-anak "
" Pagii paaakk " jawab sekelas serempak . Guru mata pelajaran telah masuk, Reza pun mengantongi HPnya dan mengarahkan pandangannya ke depan tidak lagi ke wajahku, sedangkan aku masih memperhatikannya.

Saat istirahat aku enggan keluar dan hanya duduk di dalam kelas meski telah diajak Reza ke kantin.
“ Ke kantin yuk! “ Reza menarik tanganku
“ Enggak ah, lagi males” jawabku
“ Oo, males kenapa ? “ Tanya Reza penuh selidik
“ Males aja “
“ Oo, ya udah. Gue ke kantin dulu ya “ Reza melepas tarikannya dan melangkah keluar

Sekitar 5 menit berada di dalam kelas aku merasa bosan dan mencoba keluar menuju kantin. Saat berjalan di koridor seseorang yang tergesa² menabrakku dari depan, mungkin karena aku tidak sarapan dan tubuhku yang lemah maka aku pun pingsan setelah tertabrak orang itu.

Saat aku tersadar ku temukan diriku sudah berada di ruang UKS. Ku lihat di samping kananku duduk seorang cowok dengan wajah cemas. Aku mencoba memperbaiki ingatanku
“ Lo udah sadar ? “ Tanya cowok itu
“ Tadi gue kenapa ? Lo siapa ? “
“ Gue Rangga. Tadi gue gak sengaja nabrak lo, trus lo pingsan “ Cowo itu membantuku bangun dari pembaringan UKS dan memberikan segelas air putih
“ Lo tadi gak sarapan ya ? Muka lo pucat banget, badan lo juga anget “ Rangga mengukur suhu tubuhku dengan menaruh punggung tangannya di dahiku
“ Iya. “ jawabku dengan nada suara yang serak
“ Istirahat di sini aja ya, gak usah masuk belajar. Aku keluar dulu “ .Aku berbaring kembali Rangga pun keluar dari UKS. Tidak lama setelah Rangga keluar, muncullah Reza dengan wajah khawatir dan tergesa²
“ Kamu.. kamu gapapa kan ? “ . Reza memegang tanganku
“ Iya, aku udah baikan koq “
“ Kan udah ku bilangin tadi ke kantinnya barengan aja ma aku, muka kamu tuh pucat daritadi pertama masuk kelas! “ Reza masih menunjukkan wajah khawatirnya.
“ Aku udah baikan Reza, sekarang kamu masuk kelas gih “
“ Tapi aku mau jagain kamu, Rin “
“ Tapi aku udah baikan, Cuma mau baringan bentar. Nanti juga masuk belajar kalo dah enakan ”  Aku berbaring kembali dan menatap wajah Reza.
“ Makasih ya dah perhatian ma aku “ kataku sambil tersenyum
“ Aku ngelakuin ini karena aku sayang sama kamu Rina..” Reza mengelus rambutku dengan lembut. Aku tidak bisa berkata apa². Jantungku seakan ingin lepas dari tempatnya. Aku kaget mendengar penuturan Reza. Lagi² peluhku mengalir deras.
“ Ak..aku, aku juga saa…” Reza menaruh telunjuknya di depan bibirku.
“ Nanti aja ngomongin itu, sekarang istirahat dulu “ Senyuman Reza membuatku lemas dan bergetar. Entah apapun yang kurasakan sekarang yang jelasnya aku merasa nyaman berada di dekat Reza.
Tanpa ku sadari Rangga sedari tadi memperhatikanku dan Reza dari kaca luar. Aku sempat melihatnya tapi dia langsung berlari dari tempatnya berdiri tadi. Aku merasakan ada sesuatu yang aneh. Mimik wajah Rangga berbeda dari saat dia menungguiku di UKS

Keadaanku sudah mulai membaik maka ku putuskan untuk memasuki kelas dan mengikuti pelajaran. Tapi tatapan mata Rangga saat melihatku dengan Reza tadi masih ku ingat, seperti menyiratkan kekecewaan. Raut mukanya saja berubah. aku tidak mau terlalu memikirkan Rangga, aku takut akan menambah beban pikiranku. Maka ku pusatkan perhatianku pada pelajaran yang sedang ku ikuti

Pelajaran telah usai dan seperti biasa Reza kembali mengajakku pulang bersamanya
“ Rin, pulang bareng yuk! Lu kan lagi sakit, gak mungkin gue tega ngeliat Lu naik angkot “ kata Reza. Aku tidak bisa menolak karena memang aku perlu bantuan Reza ini.
Saat di perjalanan yang ku pikirkan hanya raut muka Rangga yang berubah, entah kenapa pikiranku terus tertuju pada Rangga. Aku tidak bisa melupakan saat dia mengukur suhu tubuhku dengan tangannya.
“ Za, kamu tau Rangga tidak ? “ aku mencoba bertanya kepada Reza tentang Rangga, cowok yang menabrakku tadi
“ Rangga ? Rangga yang tembem itu yah ? “ Reza melihat ke arahku
“ Aku gak tau pasti yang jelasnya tadi tuh dia yang nabrak aku. Gak sengaja sih “. Reza menatap wajahku
“ Za, jangan ngeliatin gue. Liat kedepan aja ntar kalo nabrak gimana ? “ aku mencoba menyadarkan Reza agar fokus dengan setir mobilnya saja. Reza menurut dan kembali menatap ke depan

Saat sampai di rumah aku langsung masuk di kamar dan menghempaskan diri di atas ranjang. Ku lihat keadaan rumah sepi, mungkin Ibuku belum pulang dari mengajar di TK. Tiba² HPku berdering. Nomor yang tidak ku kenal tertera pada layar HPku, dengan ragu aku mengangkatnya
“ Halo “ aku berbicara tapi tidak ada jawaban
“ Halo, please donk jangan main². ini siapa sih ? “ tanyaku agak kesal karena sekitar 20 detik belum juga mendapat jawaban
“ Halo, Rina ? “ tanya suara di seberang. Sepertinya aku mengenal suara ini
“ Iya ini gue, ini siapa yah ? “
“ Gue Rangga. Kamu dimana ? “ aku kaget mendengar nama itu
“ Ra..Rangga.. da..darimana lo dapet nomor gue ? “ aku berbicara terbata²
“ Gak usah kaget gitu Rin. Gue tau nama Lo, nomor Lo dan kelas Lo semuanya dari Dicky, tetangga Lo kan ? dia temen sekelas gue, dia juga yang bantuin gue angkat Lo ke UKS “ jelas Rangga panjang lebar. Gue Cuma diam gak bicara. Peyakit gue dateng lagi yaitu : banjir keringat dingin dan bergetar! Entah kenapa gue selalu keringetan dan bergetar ketika berbicara dan berdekatan Reza atau Rangga, padahal teman cowok yang lain gak juga.
“ Rina, Lo masih denger gue kan ? Rangga bertanya
“ Eh iya, gue..eh anu kenapa? koq nelpon ? “ aku bertanya kembali lagi² dengan suara bergetar
“ Gimana keadaan Lo ? “
“ Udah baikan koq “ ku letakkan punggung tanganku di jidat untuk mengukur kembali suhu tubuhku
“ Oh, cowok yang nungguin Lo tadi Si Reza bukan ? “
“ Iya, Reza. Kenapa ? “
“ Gapapa koq, Cuma nanya aja. Eh udah dulu ya gue mau keluar. Ntar gue telpon lagi “. Aku belum berbicara tapi telepon sudah mati
“ Aneh banget “ gumamku

Jam udah menunjukkan 22.00. Aku pun mencoba menutup mataku tapi tiba² hapeku berdering, kulihat nomor yang tadi siang menelponku, RANGGA!
“ Halo. Kenapa Lo nelpon malem² ? “ tanyaku keheranan
“ Coba keluar. Gue ada depan rumah Lo “ gue kaget, tapi gue gak tau musti gimana. Telpon ku matikan dan aku berlari menuju keluar rumah. Tapi sebelumnya aku mengintip dari kaca jendela rumahku dan OHMYGOD! Ku lihat Rangga dengan baju birunya berdiri mengutak-atik HPnya, dan..telponku pun berdering. Aku tidak mengangkatnya dan segera keluar
“ Lo kenapa malem² gini ke rumah gue!? “ kataku kaget gak percaya kalo Rangga berdiri depan rumah gue
“ Rina, gue gak ada maksud mengganggu, Cuma daritadi tuh gue kepikiran Lo terus. Gue juga gak tau kenapa “ Rangga meraih tanganku dan memegangnya
“ Iya, tapi kenapa datangnya musti malem² ? “
“ Gue gak tau. Gue cuma pengen Lo tau kalo gue sayang ma Lo, dari pertama ketemu tuh gue udah ngerasain perasaan yang beda ma Lo. Gue ngerasa nyaman deket Lo, bicara ma Lo walaupun gue baru kenal Lo tadi siang “ Rangga menatap mataku, *keringatan ngebayangin ini beneran terjadi
“ Ga, gue gak tau musti jawab apa. Yang jelasnya gue juga ngerasain hal itu, tapi gue gak mungkin bisa lebih deket ma Lo karena.. “ gue mencoba jujur kalo gue lebih sayang ma Reza, tapi gue takut Rangga sakit hati
“ Kenapa Rin ? Lo gak bisa karena Lo sayang ma Reza ? “ Rangga seperti membaca sorotan mataku yang kebingungan.
“ Mung..kin “ aku menjawab hati². Entah kenapa gue gak bisa ngebohongin perasaan gue yang emang lebih sayang ke Reza.
“ Rin.. Please,,” Rangga memohon, tapi gue gak tau apa arti permohonannya
“ ya Lo mau gimana lagi ? “ gue bingung sebingung bingungnya
“ Gue mau Lo jadi pacar gue “
“ Apaaa ? “ gue kaget . kageeeet bener dengar apa yang Rangga katakan
“ Iya Rin, itu yang gue mau “Rangga berbicara tidak lagi dengan nada memelas tapi seperti serius


AKHIRNYA..
Setelah malam itu besoknya gue jadian ma Rangga, tapi gue menyesal udah ngebohongin perasaan gue, gue merasa bersalah dan membodohi diri gue sendiri. Karena gue sayangnya ma Reza bukan Rangga. Tapi semuanya udah terjadi nyatanya sekarang gue udah pacaran ma Rangga.
Setelah 1 minggu jadian ma Rangga, Reza baru tau semuanya dan semenjak dia tau itu, dia gak pernah lagi mau ngomong sama gue, mau deket² ma gue bahkan ngeliat muka gue! Gue merasa bersalah ma Reza. Semenjak selesai ulangan Reza gak pernah lagi muncul setelah libur, gue udah hubungin nomor dia tapi gak aktif. Dan gue gak nyangka denger apa yang di katakan temen² gue kalo Reza pindah ke Australia. gue cuma bisa nangis menyesal, karena mungkin gue gak akan bisa ketemu sama Reza lagi. Gue cuma dapet SMS dari Reza pas penerimaan rapor berisi:
 
I’m Your Heart .
Jangan menunggu gue, karena gue gak akan balik ke Indonesia lagi.
Gue sayang sama Lo 

Gue mencoba hubungi nomor itu, tapi udah gak aktif! sekarang gue menyesal dan memutuskan hubungan gue ma Rangga. #IHEARTYOU Reza.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar